oleh : Mukti Amir
Delapun puluh tahun sumpah pemuda dideklarasikan menandai kesepahaman bersama elite-elite pemuda yang menginginkan lahirnya bangsa (nation) yang satu menuju cita-cita sebuah negara (state) Indonesia. Menjadi catatan sejarah bahwa dengan modal semangat muda negara kita berdiri kemudian tahun 1945. Selama beberapa fase kaum muda mampu membuat beberapa perubahan penting dalam proses antitesa. Sebut saja pasca kemerdekaan tahun 1966 orde lama tumbang, tahun 1998 orde reformasi menggantikan rezim orde baru semuanya dihasilkan oleh semangat muda kaum pemuda.
Koneksinya dengan keadaan saat ini dimana kaum muda juga memiliki memiliki hasrat untuk mengulang sejarah kepemimpinan Soekarno dan Soeharto yang masih dikategorikan sebagai pemuda saat menjadi Presiden RI. Pemuda saat ini menyebut dirinya layak disebut kaum muda yakni yang berusia 40 tahun sampai 50 tahun, ingin bersaing dengan kaum tua yang sudah uzur untuk maju dalam pemilihan Presiden 2010 nanti. yang tua tidak masalah dengan keinginan itu juga menantang pemuda untuk maju dalam pilpres.
Apakah perkembangan ini lantaran latah-latahan dengan pilpres di Amerika Serikat, dimana salah satu kandidatnya Senator Barack Obama adalah calon kuat dari polling yang paling mutakhir berpeluang menuju gedung putih. Yang jelas isu ini dianggap menguntungkan oleh beberapa orang muda sebagai momentum untuk menggantikan status quo yang sudah tua. Beberap nama yang beredar diantaranya Yudi Chrisnandi saat ini menjadi anggota DPR RI, bahkan ada yang sudah beriklan seperti Rizal Mallarangeng, dari segi kepopularitasan mereka masih kalah diantara beberapa muka-muka lama menjadi pesimistis dapat bersaing. Apalagi tidak didukung oleh partai yang notabene menjadi satu-satunya kendaraan yang layak untuk maju dalam pilpres. Apalagi syarat ketentuan dukungan 20 sampai 25 persen yang di usulkan oleh Partai-partai besar di DPR RI menjadi sandungan terbesar orang muda menjadi capres, satu-satunya harapan adalah dari jalur calon independen (perseorangan).
Amerika Serikat sistem pilpres memungkinkan orang muda seperti Obama menjadi capres karena didukung mekanisme konvensi yang digelar oleh Partai Politik, di Indonesia sangat sulit karena oligarki politik masih sangat kuat yang muda harus antri dari yang tua (senior), dan yang bermodal kecil tidak bisa bersaing dengan pemilik modal ekonomi untuk menjadi ketua umum Partai besar seperi Golkar dan PDIP. Karena faktanya bahwa Ketua Umum sudah pasti menjadi capres, berbeda dengan AS dimana ketuanya berfungsi sebagai manajer dalama membesarkan partainya. Tapi harapan pemuda untuk menjadi RI I masih ada seperti Hidayat Nurwahid yang didukung oleh PKS dengan catatan perolehan suaranya signifikan untuk dapat menggandeng teman koalisi.
Sekali lagi harapan bagi pemuda untuk bersaing masih besar agar pilpres nanti lebih segar lagi jika tidak hanya diisi wajah-wajah lama yang masih mau lagi bertarung.
Koneksinya dengan keadaan saat ini dimana kaum muda juga memiliki memiliki hasrat untuk mengulang sejarah kepemimpinan Soekarno dan Soeharto yang masih dikategorikan sebagai pemuda saat menjadi Presiden RI. Pemuda saat ini menyebut dirinya layak disebut kaum muda yakni yang berusia 40 tahun sampai 50 tahun, ingin bersaing dengan kaum tua yang sudah uzur untuk maju dalam pemilihan Presiden 2010 nanti. yang tua tidak masalah dengan keinginan itu juga menantang pemuda untuk maju dalam pilpres.
Apakah perkembangan ini lantaran latah-latahan dengan pilpres di Amerika Serikat, dimana salah satu kandidatnya Senator Barack Obama adalah calon kuat dari polling yang paling mutakhir berpeluang menuju gedung putih. Yang jelas isu ini dianggap menguntungkan oleh beberapa orang muda sebagai momentum untuk menggantikan status quo yang sudah tua. Beberap nama yang beredar diantaranya Yudi Chrisnandi saat ini menjadi anggota DPR RI, bahkan ada yang sudah beriklan seperti Rizal Mallarangeng, dari segi kepopularitasan mereka masih kalah diantara beberapa muka-muka lama menjadi pesimistis dapat bersaing. Apalagi tidak didukung oleh partai yang notabene menjadi satu-satunya kendaraan yang layak untuk maju dalam pilpres. Apalagi syarat ketentuan dukungan 20 sampai 25 persen yang di usulkan oleh Partai-partai besar di DPR RI menjadi sandungan terbesar orang muda menjadi capres, satu-satunya harapan adalah dari jalur calon independen (perseorangan).
Amerika Serikat sistem pilpres memungkinkan orang muda seperti Obama menjadi capres karena didukung mekanisme konvensi yang digelar oleh Partai Politik, di Indonesia sangat sulit karena oligarki politik masih sangat kuat yang muda harus antri dari yang tua (senior), dan yang bermodal kecil tidak bisa bersaing dengan pemilik modal ekonomi untuk menjadi ketua umum Partai besar seperi Golkar dan PDIP. Karena faktanya bahwa Ketua Umum sudah pasti menjadi capres, berbeda dengan AS dimana ketuanya berfungsi sebagai manajer dalama membesarkan partainya. Tapi harapan pemuda untuk menjadi RI I masih ada seperti Hidayat Nurwahid yang didukung oleh PKS dengan catatan perolehan suaranya signifikan untuk dapat menggandeng teman koalisi.
Sekali lagi harapan bagi pemuda untuk bersaing masih besar agar pilpres nanti lebih segar lagi jika tidak hanya diisi wajah-wajah lama yang masih mau lagi bertarung.
1 komentar:
Artikel anda:
http://politik.infogue.com/
http://politik.infogue.com/tipisnya_peluang_capres_muda
promosikan artikel anda di infoGue.com. Telah tersedia widget shareGue dan pilihan widget lainnya serta nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!
Posting Komentar